Pacaran, Hamil dan Kawin

Nggak bisa ngerti mereka yang pacaran dan direstuin orang tuanya, eh… kok malah kebobolan. Terpaksa kawin karena udah hamil duluan. Tuh, kayak artis dangdut yang sempat dipuji MUI karena santun dan pakaiannya nggak seksi. Ckckck, apa susahnya sih menikah aja dulu. Yang pentingkan halal dan bebas mau ngapain aja.

Pacaran. Hamil. Terus terpaksa kawin. Ya, saya sebut terpaksa kawin. Karena kalau nggak hamil belum tentu akhirnya mereka jadi menikah. Secara yang namanya laki-laki baik, nggak mungkinlah mau ngerusak wanita yang dicintainya. Yang ia akan lakukan adalah meminta izin pada ayah si gadis, bukan menidurinya tanpa terlebih dahulu menikahinya.

Dan lelaki yang tak baik, brengsek dan kurang ajar, bisa saja meninggalkan wanita yang sudah ditidurinya tanpa mau bertanggung jawab. Meski wanita itu hamil. Ada aja deh, alasannya buat nolak bertanggung jawab. Namanya juga lelaki.

Yang bodoh itu perempuannya. Kenapa saya bilang begitu, coba kok mau-maunya diajak ‘tidur bareng’ meskipun dengan pacar sendiri. Kan belum nikah, belum dosanya, belum rasa bersalah dan malunya. Apa memang sebego itu? Atau memang juga nggak tahan nafsu? Atau memang terlalu naif, membuktikan cinta dengan melakukan seks diluar pernikahan.

Hello… Ladies! Otak tuh dipake dong, jangan cuma dijadikan pajangan doang. Mana ada lelaki baik yang mau merendahkan wanita yang dihormati dan disayanginya dengan menidurinya. Dan sebagai perempuan baik-baik, sudah sewajarnya kita menjaga diri kita yang berharga ini dengan lebih terhormat. Kalau kita aja nggak tahu gimana menghormati diri sendiri, gimana para lelaki di luar sana bisa menghargai kita dengan sepantasnya?

Dan jangan berharap orang lain mau respek dan menghargai kamu, kalau kelakuan kamu tidak mencerminkan wanita baik-baik. Yang harus kamu lakukan adalah menjaga diri kamu dan jangan mau diperlakukan dengan tidak pantas oleh siapapun. Orang-orangpun akan memperlakukan kamu dengan semestinya. Contoh nih : kalau kamu berpakaian sopan dan bertingkah laku santun. Kemudian ada pria bejat yang ‘nowel-nowel’ kamu. Terus kamu teriak minta tolong. Orang-orang di jalanan akan dengan senang hati menghajar si pria mesum tersebut. Tapi kalau kamu pakai pakaian yang ‘aduhai’ terus ada yang melecehkan kamu, orang-orang pasti nyalahin kamu. Karena kamu sendiri yang dengan provokatif mengundang maling datang. Walau sejujurnya, saya yakin tidak ada wanita normal di muka bumi ini yang bersedia untuk dilecehkan. Tidak mungkin ada.

See, nggak mudahkan jadi wanita. Yang baik-baik aja masih ada yang jahatin kok. Apa kabar yang nggak baik?

So Ladies, kembali saya katakan. Bagaimana orang memperlakukanmu, hal itu kembali ke ‘bagaimana’ kamu memperlakukan dirimu sendiri. Kalau kamu menghormati martabatmu, memperlakukan dirimu dengan selayaknya dan menjaga kehormatanmu, niscaya derajat kamu akan tinggi. Tidak pun dimata manusia, tapi di mata Tuhan pasti begitu. Bukankah itu yang paling penting?

17 thoughts on “Pacaran, Hamil dan Kawin

Leave a reply to yonasukmalara Cancel reply